Are You Non-Mainstream, Kid?
Beberapa hari yang lalu gue melakukan studi kasus dengan beberapa teman dekat gue tentang mainstream itu sendiri. dari perdebatan yang panjang itu gue menyimpulkan jika sebenarnya dari diri kita masing-masing mempunyai hal-hal yang berbau mainstream dan bersifat non-mainstream pula.
Jadi kita tidak ada yang benar-benar mainstream ataupun benar-benar non-mainstream seutuhnya. karena di setiap apa yang kita lakukan, pasti itu mendapat nilai mainstream atau non-mainstreamnya. jadi jika kalian menganggap diri kalian non-mainstream seutuhnya, percayalah jika kalian salah, dan begitupun sebaliknya. kenapa begitu karena kadang kita mengerjakan hal yang mainstream ataupun mengerjakan hal yang non-mainstream. misal, lo adalah seorang metalhead, lo menganggap diri lo non-mainstream karena suka dengan musik underground dan tidak suka dengan K-pop dan sejenisnya, diri lo tidak sepenuhnya non-mainstream, oke jika musik yang kalian dengan itu non-mainstream tapi apakah semua yang ada di kalian itu non-mainstream? jawabannya adalah tidak.
Untuk kaum muda jaman sekarang, apalagi yang tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta sama seperti saya, sepertinya jarang ada yang benar-benar non-mainstream, mungkin memang ada tapi mungkin hanya sedikit orang dari berjuta-juta penduduk di Jakarta ini. kembali ke masalah, jika kalian suka musik non-mainstream seperti itu tetap saja diri kalian bukanlah pribadi yang non-mainstream seutuhnya, mungkin kalian memakai gadget canggih sepert IPhone, Blackberry atau Android, hal itu bisa disebut mainstream karena dipakai banyak orang dan dipakai oleh orang-orang yang sejujurnya mainstream, jika kalian memakai itu berarti kalian tidak seutuhnya non-mainstream.
Dan begitu pun sebaliknya, jika kalian menganggap diri kalian mainstream, kalian tidak sepenuhnya mainstream. karena apa? begini, setiap orang punya keinginan untuk berbeda dengan orang lain, ini adalah sifat yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap individu, dan hal ini lah yang membuat diri kalian non-mainstream karena perilaku ingin beda dengan orang lain adalah sifat dari non-mainstream itu sendiri.
Non-mainstream bukan berarti minoritas dan mainstream bukan berarti mayoritas, karena di kaum minoritas pasti ada yang mainstream sedangkan di kaum mayoritas pasti juga ada yang non-mainstream. tidak percaya? gue beri contoh. kaum minoritas di bidang musik adalah kaum indie, apakah semua kaum indie menganut musik non-mainstream seperti Metal, Hardcore, Reggae dll. jawabnya tidak, coba anda lihat dubstep, musik yang baru muncul setahun atau dua tahun terakhir ini, gue rasa musik jenis dubsteb adalah musik mainstream yang lahir di kaum minoritas. dan ada juga mungkin musik-musik pop-jazz yang berdiri di kaki independen musik, lihat saja di jakarta seperti Abdul & The Coffee Theory dan sebagainya, menurut gue itu adalah musik mainstream yang lahir di kaum minoritas.
Atau lo perlu bukti yang lain atau yang sebagainya. apakah di ke-mainstream-an semuanya mainstream? jawabnya tidak, gue bisa beri contoh tapi maaf jiak gue beri contohnya hanya di bidang musik karena menurut gue ini adalah hal ternyata dari kenyataaan mainstream dan non mainstream. lihat saja band Nidji, menurut anda apakah mereka mainstream karena mempunyai banyak sekali fans dan sering tampil di acara musik setiap pagi di beberapa stasiun TV, jawabnya tidak. mereka itu non-mainstream sama seperti Naif, Netral dan Slank.
Ini adalah beberapa fakta jika semua yang mainstream ataupun non-mainstream tidak sepenuhnya mainstream ataupun non-mainstream. karena di setiap sesuatu itu pasti punya nilai mainstream ataupun non-mainstream itu sendiri, tergantung kalian menilainya bagaimana. jadi jika kalian ingin menilai diri kalian mainstream atau non-mainstream lihatlah lah kembali diri kalian, nilainya berapa hal yang kalian lakukan itu adalah ke-mainstream-an dan lihatlah juga berapa hal yang kalian lakukan itu adalah sesuatu yang non-mainstream, hitung sendiri mana yang lebih banyak anda lakukan, mainstream atau non-mainstream. dan tetapkanlah apakah diri kalian non-mainstream atau mainstream. tapi ingat jika kalian menganggap diri kalian non-mainstream, kalian tidak sepenuhnya non-mainstream sobat :)
Jadi kita tidak ada yang benar-benar mainstream ataupun benar-benar non-mainstream seutuhnya. karena di setiap apa yang kita lakukan, pasti itu mendapat nilai mainstream atau non-mainstreamnya. jadi jika kalian menganggap diri kalian non-mainstream seutuhnya, percayalah jika kalian salah, dan begitupun sebaliknya. kenapa begitu karena kadang kita mengerjakan hal yang mainstream ataupun mengerjakan hal yang non-mainstream. misal, lo adalah seorang metalhead, lo menganggap diri lo non-mainstream karena suka dengan musik underground dan tidak suka dengan K-pop dan sejenisnya, diri lo tidak sepenuhnya non-mainstream, oke jika musik yang kalian dengan itu non-mainstream tapi apakah semua yang ada di kalian itu non-mainstream? jawabannya adalah tidak.
Untuk kaum muda jaman sekarang, apalagi yang tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta sama seperti saya, sepertinya jarang ada yang benar-benar non-mainstream, mungkin memang ada tapi mungkin hanya sedikit orang dari berjuta-juta penduduk di Jakarta ini. kembali ke masalah, jika kalian suka musik non-mainstream seperti itu tetap saja diri kalian bukanlah pribadi yang non-mainstream seutuhnya, mungkin kalian memakai gadget canggih sepert IPhone, Blackberry atau Android, hal itu bisa disebut mainstream karena dipakai banyak orang dan dipakai oleh orang-orang yang sejujurnya mainstream, jika kalian memakai itu berarti kalian tidak seutuhnya non-mainstream.
Dan begitu pun sebaliknya, jika kalian menganggap diri kalian mainstream, kalian tidak sepenuhnya mainstream. karena apa? begini, setiap orang punya keinginan untuk berbeda dengan orang lain, ini adalah sifat yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap individu, dan hal ini lah yang membuat diri kalian non-mainstream karena perilaku ingin beda dengan orang lain adalah sifat dari non-mainstream itu sendiri.
Non-mainstream bukan berarti minoritas dan mainstream bukan berarti mayoritas, karena di kaum minoritas pasti ada yang mainstream sedangkan di kaum mayoritas pasti juga ada yang non-mainstream. tidak percaya? gue beri contoh. kaum minoritas di bidang musik adalah kaum indie, apakah semua kaum indie menganut musik non-mainstream seperti Metal, Hardcore, Reggae dll. jawabnya tidak, coba anda lihat dubstep, musik yang baru muncul setahun atau dua tahun terakhir ini, gue rasa musik jenis dubsteb adalah musik mainstream yang lahir di kaum minoritas. dan ada juga mungkin musik-musik pop-jazz yang berdiri di kaki independen musik, lihat saja di jakarta seperti Abdul & The Coffee Theory dan sebagainya, menurut gue itu adalah musik mainstream yang lahir di kaum minoritas.
Atau lo perlu bukti yang lain atau yang sebagainya. apakah di ke-mainstream-an semuanya mainstream? jawabnya tidak, gue bisa beri contoh tapi maaf jiak gue beri contohnya hanya di bidang musik karena menurut gue ini adalah hal ternyata dari kenyataaan mainstream dan non mainstream. lihat saja band Nidji, menurut anda apakah mereka mainstream karena mempunyai banyak sekali fans dan sering tampil di acara musik setiap pagi di beberapa stasiun TV, jawabnya tidak. mereka itu non-mainstream sama seperti Naif, Netral dan Slank.
Ini adalah beberapa fakta jika semua yang mainstream ataupun non-mainstream tidak sepenuhnya mainstream ataupun non-mainstream. karena di setiap sesuatu itu pasti punya nilai mainstream ataupun non-mainstream itu sendiri, tergantung kalian menilainya bagaimana. jadi jika kalian ingin menilai diri kalian mainstream atau non-mainstream lihatlah lah kembali diri kalian, nilainya berapa hal yang kalian lakukan itu adalah ke-mainstream-an dan lihatlah juga berapa hal yang kalian lakukan itu adalah sesuatu yang non-mainstream, hitung sendiri mana yang lebih banyak anda lakukan, mainstream atau non-mainstream. dan tetapkanlah apakah diri kalian non-mainstream atau mainstream. tapi ingat jika kalian menganggap diri kalian non-mainstream, kalian tidak sepenuhnya non-mainstream sobat :)
Comments
Post a Comment