Akhir Dari PILKADA 2017


Ini bukanlah pertarungan tinju dimana ada kalah dan menang. Ini bukanlah pertarungan untuk saling menjatuhkan tetapi ini adalah pertarungan untuk satu tujuan, membangun. Membangun Jakarta. Pilkada 2017 ini adalah pilkada paling emosional bagi saya. Dimana di detik-detik terakhir saya bermanuver untuk pilihan saya.

Sepanjang perjalanan pilkada Jakarta 2017 ini saya selalu menetapkan hati untuk memilih Basuki Tjahaja Purnama atau dikenal dengan Ahok. Karena banyak gagasan dari dirinya yang membuat saya yakin jika dialah yang pantas memimpin Jakarta. Seseorang yang tegas dan punya maksud untuk memberantas "warisan-warisan" negatif yang sudah ada di Jakarta sejak lama. Tetapi di detik-detik akhir pilkada Jakarta berlangsung saya menetapkan untuk memilih Anies Baswedan. Seseorang yang sudah saya tahu sejak lama sebelum saya tahu siapa itu Ahok.
Alasan utama saya berpindah "keyakinan" ialah dirinya tetap akan meneruskan program reklamasi teluk Jakarta yang menurut saya salah. Ada alasan subyektif dan obyektif akan hal ini. Alasa subyektif mengapa saya menolak reklamasi Jakarta ialah ayah saya pernah dekat dengan kematian reklamasi Jakarta tersebut dan alasan obyektif saya ialah itu adalah suatu kesalahan jika reklamasi Jakarta tetap dilanjutkan.

Ketika di TPS dengan yakin saya mencoblos Anies-Sandiaga. Karena alasan diatas, saya menginginkan reklamasi diberhentikan. Mungkin efek langsung bagi saya tidak ada jika itu dilanjutkan. Tetapi jangka panjangnya saya yakin ada kerugian yang akan saya terima jika reklamasi tersebut terus dijalankan. Efek lingkungan, Simpatik terhadap nelayan di teluk Jakarta dan banyak lagi alasan yang segan rasanya saya torehkan disini.

Dan akhirnya selamat untuk kemenangan Mas Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2017 ini. Dan pekerjaan sampingan saya sekarang bertambah. Saya akan "mengawal" kebijakan-kebijakan yang sudah dijanjikan oleh Anies tentunya. Program Oke-Oce, DP Rumah 0%, dan pastinya pemberhentian reklamasi Jakarta. Saya akan sangat amat kecewa jika mendengar Reklamasi tetap dilanjutkan nantinya. Dan semoga kekecewaan ini tidak akan datang.

Dan untuk Pak Ahok, saya yakin banyak lembaga-lembaga kenegaraan yang menunggu untuk bapak ketuai. KPK mungkin. Saya rasa Pak Ahok adalah orang yang sangat amat tepat jika memegang posisi Ketua KPK. Karena yang saya lihat, bapak adalah sosok yang ingin sekali memberantas hal ini dan bapak mempunyai kerja nyata akan hal ini ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Yang terakhir, semoga tulisan ini dibaca oleh banyak orang, saya ingin mengatakan jika hari ini 20 April 2017, sudah saatnya kita menjadi dewasa, tidak melihat sisi buruk dari 2 orang diatas yang telah saya jabarkan lihatlah apa yang mereka telah buat dan apa yang mereka rencakanan karena kelak gagasan-gagasan mereka adalah untuk kita semua yaitu warga DKI Jakarta. Sudah saatnya untuk kalian yang berbeda pendapat kemarin untuk saling bersalaman kembali dan menjalin silaturahmi seperti sedia kala. Tidak ada nyinyir yang sering saya lihat di media sosial yang gunanya untuk saling menjatuhkan. Sudah saatnya kita bangun diri untuk sama-sama membangun Jakarta agar lebih baik lagi. Semoga kedepannya Jakarta selalu menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali walaupun macet dimana-mana, walaupun banjir selalu datang dan walaupun kadang banyak orang menyebalkan disini.

Tapi hal ini yang selalu akan saya ingat, dimanapun saya berada di bumi ini. Saya selalu ingat akan Jakarta dimana di Jakarta saya menemukan arti dari pulang.

Comments

Popular posts from this blog

Star Tetrahedron

LOST