Anti


Banyak masukan dari sana-sini bagaimana kita menggapai apa yang kita inginkan khususnya karir. Di diskusi tadi malam dengan teman saya, banyak masukan positif dari dirinya bagaimana ia ingin sekali mengembangkan dirinya dengan cara membuat hal-hal positif disekelilingnya yang nantinya akan berdampak kepada dia. Dan hal yang dia sorot kepada saya ialah bagaimana cara membuat 1 watermark diri.

Dia melihat saya yang seakan mengerjakan semua yang saya bisa dan complain akan hal itu. Dia menginginkan saya untuk fokus di satu titik dan tenggelam disana. Mungkin hal itu ada benarnya, tapi jujur saya tidak setuju akan hal itu.

Bagaimana jika saya bisa tenggelam di beberapa lautan yang berbeda? Mungkin di setiap lautan itu saya tidak tenggelam terlalu dalam. Tetapi setidaknya cukup untuk memberikan pengalaman kepada diri saya bagaimana rasanya jadi ini itu dan akhirnya saya berkontemplasi dan mencampurkan semua pengalaman saya untuk dijadikan satu.

Bisa mengerjakan beberapa hal adalah keuntungan. Tahu hampir semua hal adalah anugerah untuk saya. Lagipula apa yang saya kerjakan semuanya menurut saya masih di dalam satu garis besar dan masih di dalam satu tujuan.

Satu titik tujuan saya adalah sebuah paradigma bukan hanya sebuah objek. Apa yang saya gapai bukan hanya satu, tetapi sekumpulan objek-objek yang nantinya bisa disatukan. Memang sedikit susah untuk berbicara kepada saya yang sangat keras kepala dan optimis ini. Kadang apa yang saya lontarkan itu tidak masuk akal. Maklum terlalu optimis. Maaf.

Saya beri contoh agar paragraf-paragraf diatas menjadi jelas. Semisal saya ingin membuat suatu restoran. Tetapi saya tidak bisa mengurusi soal bisnis, saya akan belajar akan hal itu, untuk apa? Agar tidak dibohongi. Lalu saya bisa memasak dan bisa menjadi kepala koki di restoran saya. Saya bisa design interior, lalu saya bisa mendekor restoran saya sendiri. Kurang lebih seperti itu.

Saya beri contoh kedua. Jika saya ingin menjadi sutradara. Saya tidak bisa hanya menguasai satu bidang saja di dalam pembuatan film itu. Seperti misalnya hanya menguasai persoalan skrip. Tapi saya juga harus bisa teknik kamera dengan baik. Saya harus paham sinematografi. Saya harus paham cara mengedit yang bagus dan lain-lain. Ini adalah contoh nyata apa yang saya inginkan, saya tidak ingin hanya menjadi  kameraman, saya tidak ingin hanya menjadi sinematografer, saya tidak ingin hanya bisa menjadi scriptwriter. Tetapi saya ingin menguasai itu semua agar saya menjadi director. Kurang lebih seperti itu.

Untuk kalian yang membaca artikel ini. Saya ingin memberitahu anda jika jangan pernah berhenti di satu titik dan membutakan hal-hal lain. Kadang kita harus mencari dan belajar ke titik-titik yang lain agar semuanya itu bisa direlasikan dan menjadi sebuah hal besar. Kadang kita lupa, ilmu di dunia ini sangat banyak sekali. Sungguh bodoh jika kita hanya mempelajari satu hal.

Mohon maaf untuk saya yang seperti ini. Bukan saya yang anti mendengar. Tapi hamya saya yang anti berhenti

Sekian. Salam dari Birudalam. Selamat malam.

Comments

Popular posts from this blog

1

LOVE/T-I-M-E