Dunia Sisa
Menelaah kata-kata dari salah satu dosen favorit yang selalu mendoktrin mahasiswanya jika kita semua harus mempunyai pola pikir yang berbeda dengan orang kebanyakan atau bisa disebut juga dengan "think out of the box" jika kami semua (mahasiswanya) hidup di dalam dunia yang tinggal sisa-sisanya saja. dan gue pikir ini benar. apakah kalian berpikiran sama seperti gue?
Dia berbicara lebih lanjut dengan menjelaskan kenapa dia bisa menyebut kami hidup dalam dunia sisa. misalkan saja saat ini (khususnya di Jakarta) sudah susah sekali menemukan lapangan-lapangan untuk bermain bola atau sekedar untuk bersendau gurau. yang ada sekarang adalah kita harus membayar sejumlah uang untuk menyewa lapangan untuk olahraga, misalkan saja jika kita ingin bermain futsal, kita harus membayar minimal 200 ribu per jam nya untuk bermain futsal itu sendiri. untuk gue yang bukan penggila olahraga mungkin tidak berpengaruh langsung, tetapi untuk kalian-kalian yang mungkin hobinya bermain futsal atau bulutangkis pasti merasakan hal ini.
Dan dia juga mengatakan jika sekarang apa-apa sudah susah, beda sekali dengan zaman dia kecil dulu. dulu dia berkata jika masih bisa mandi di kali atau sungai dan nyaman sekali naik kendaraan umum di Jakarta. berbeda dengan sekarang yang kali nya sudah dipenuhi dengan sampah dan airnya pun bau dan kotor.
Tapi gue mencoba berfikir lebih luas dari itu film yang gue lupa judulnya, di salah satu kalimat sang narator berkata seperti ini, "manusia perkotaan semakin lama semakin bodoh, mencoba untuk mempersimple kehidupannya tapi yang ada hanya tambah merepotkan hidupnya. dan semua sudah seragam, harus mencoba sibuk pada jam 8 pagi sampai 5 sore dan malamnya akan mencoba menyegarkan pikiran dengan zat-zat yang malah bisa membunuhnya". dari kalimat itu gue berpikir jika memang sekarang sudah begitu adanya, begitu pun gue disini.
Kita sudah hidup di zaman yang salah, zaman dimana semua yang kita pikir akan memudahkan kita akan berbicara terbalik, mereka akan merepotkan kita lebih dari yang kita duga. contoh kecilnya mungkin dengan adanya motor/mobil. mungkin kita akan berpikiran dengan adanya motor/mobil kita akan memudahkan hidup kita, kemana-mana gampang dan cepat, tetapi kenyataannya tidak begitu, untuk yang di Jakarta pasti akan berpikiran sama seperti gue dimana motor/mobil pun salah satu hambatan dalam hidup kita saat ini, jika kita membawa motor/mobil kita akan terkena macet dan panas-panasan atau kehujanan pula (khusus untuk pengendara motor). belum lagi dana yang harus kita sisipkan untuk membeli bahan bakarnya. dan jangka panjangnya zat emisi yang dikeluarkan motor/mobil akan membuat dunia ini semakin panas karena merusak ozon bumi. mungkin jika gue mempunyai energi yang lebih dan tidak mengenal kata lelah, gue memilih untuk berjalan kaki kemanapun gue pergi. tetapi sayang energi gue terbatas untuk jalan kaki apalagi sekarang bagi gue cuaca di Jakarta sudah di titik anomali dimana panasnya sangatlah membara untuk gue pribadi.
Banyak contoh lainnya yang mungkin sudah kalian dapatkan dimana hal-hal yang membuat kita simple seharusnya malah membuat repot kita sendiri. tapi jangan salahkan apapun karena kita hidup di zaman ini, karena apa? karena semua pasti ada alasannya.
salam dari Birudalam :)
Dia berbicara lebih lanjut dengan menjelaskan kenapa dia bisa menyebut kami hidup dalam dunia sisa. misalkan saja saat ini (khususnya di Jakarta) sudah susah sekali menemukan lapangan-lapangan untuk bermain bola atau sekedar untuk bersendau gurau. yang ada sekarang adalah kita harus membayar sejumlah uang untuk menyewa lapangan untuk olahraga, misalkan saja jika kita ingin bermain futsal, kita harus membayar minimal 200 ribu per jam nya untuk bermain futsal itu sendiri. untuk gue yang bukan penggila olahraga mungkin tidak berpengaruh langsung, tetapi untuk kalian-kalian yang mungkin hobinya bermain futsal atau bulutangkis pasti merasakan hal ini.
Dan dia juga mengatakan jika sekarang apa-apa sudah susah, beda sekali dengan zaman dia kecil dulu. dulu dia berkata jika masih bisa mandi di kali atau sungai dan nyaman sekali naik kendaraan umum di Jakarta. berbeda dengan sekarang yang kali nya sudah dipenuhi dengan sampah dan airnya pun bau dan kotor.
Tapi gue mencoba berfikir lebih luas dari itu film yang gue lupa judulnya, di salah satu kalimat sang narator berkata seperti ini, "manusia perkotaan semakin lama semakin bodoh, mencoba untuk mempersimple kehidupannya tapi yang ada hanya tambah merepotkan hidupnya. dan semua sudah seragam, harus mencoba sibuk pada jam 8 pagi sampai 5 sore dan malamnya akan mencoba menyegarkan pikiran dengan zat-zat yang malah bisa membunuhnya". dari kalimat itu gue berpikir jika memang sekarang sudah begitu adanya, begitu pun gue disini.
Kita sudah hidup di zaman yang salah, zaman dimana semua yang kita pikir akan memudahkan kita akan berbicara terbalik, mereka akan merepotkan kita lebih dari yang kita duga. contoh kecilnya mungkin dengan adanya motor/mobil. mungkin kita akan berpikiran dengan adanya motor/mobil kita akan memudahkan hidup kita, kemana-mana gampang dan cepat, tetapi kenyataannya tidak begitu, untuk yang di Jakarta pasti akan berpikiran sama seperti gue dimana motor/mobil pun salah satu hambatan dalam hidup kita saat ini, jika kita membawa motor/mobil kita akan terkena macet dan panas-panasan atau kehujanan pula (khusus untuk pengendara motor). belum lagi dana yang harus kita sisipkan untuk membeli bahan bakarnya. dan jangka panjangnya zat emisi yang dikeluarkan motor/mobil akan membuat dunia ini semakin panas karena merusak ozon bumi. mungkin jika gue mempunyai energi yang lebih dan tidak mengenal kata lelah, gue memilih untuk berjalan kaki kemanapun gue pergi. tetapi sayang energi gue terbatas untuk jalan kaki apalagi sekarang bagi gue cuaca di Jakarta sudah di titik anomali dimana panasnya sangatlah membara untuk gue pribadi.
Banyak contoh lainnya yang mungkin sudah kalian dapatkan dimana hal-hal yang membuat kita simple seharusnya malah membuat repot kita sendiri. tapi jangan salahkan apapun karena kita hidup di zaman ini, karena apa? karena semua pasti ada alasannya.
salam dari Birudalam :)
Comments
Post a Comment