Membuka Pintu Dan Menutup Tirai
Saya seharusnya membuka pintu sekarang. Mempersilahkan sosok baru untuk masuk dan mengisi. Tetapi disaat yang bersamaan, saya akan menutup tirai yang sudah terbuka sejak lama, agar angin malam yang dingin tapi berbahaya tidak masuk mengganggu. Mungkin saya salah untuk melakukan hal ini, tetapi hal ini dirasa pas untuk keadaan mencekam seperti ini.
Kesalahan saya adalah, saya tidak benar-benar yakin akan sosok yang akan datang nanti. Dimana sosok ini asing bagi saya dan tidak paham cara bermain di dalam kamar ini. Permainan yang mungkin dirasa rumit untuk ia yang akan datang nantinya. Tapi, saya tidak boleh terlalu yakin, karena mungkin saja sosok ini enggan untuk bermain-main di kamar ini.
Tetapi saya bisa memegang satu prinsip. Prinsip dimana yang baik ialah yang akan mengundang sosoknya untuk datang dan merapihkan kamar yang sudah sangat berantakan, yang saya sendiri pun tidak tahu harus mulai dari mana untuk membereskannya.
Ini terlalu bahaya untuk saya jika tetap membuka tirai ini. Buaian dingin dan harum bisa menusuk badan dan membuat saya perlahan sakit. Dan ini terlalu egois untuk dijadikan alasan mengapa saya membuka pintu ini. Tetapi ini yang terbaik untuk saya sekarang dan di hari kedepan.
Saya yakin sosok ini bisa memegang tangan saya untuk keluar, melihat indahnya dunia dari perspektif yang berbeda. perspektif keindahan dalam hirarki sebenarnya, melihat bumi ini dari sudut pandang yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya. Melihat surga yang presisi, dan juga meninggalkan neraka yang sangat berwarna.
Saya bingung bagaimana meyakinkan sosok jelita ini untuk bisa masuk ke dalam relung dan berpetualang bersama.Bukan berpetualang di arung jeram yang kapalnya selalu naik turun tidak jelas dan membahayakan. Tetapi berpetualang di lautan lepas yang tenang dan jenuh (mungkin) tapi ketika sudah menemukan pelabuhan yang tepat berarti tahu dimana seharusnya bersandar.
Filsuf tua sering berdakwa, diantara mimpi dan nyata adalah langkah. Dan saya memutuskan hari ini untuk melangkah keluar dan menarik sosok ini untuk masuk. Bukan hanya menunggu sosok ini masuk yang tidak pasti ia mau atau tidak.
Ini terlalu dramatis jika kemuluk-mulukan mulai melanda. Tapi apalah daya saya seorang lemah yang hanya bisa berharap kepada suatu bulan.
Comments
Post a Comment