Munir, Aku Akan Menolak Lupa Dan Menolak Diam

Apakah lo kenal dengan Munir Said Thalib? seorang aktivis HAM yang meninggal karena diracun di dalam pesawat Garuda Indonesia nomer penerbangan GA 974 jurusan Amsterdam pada tanggal 7 september 2004 (meninggal pada umur 38 tahun). dia yang dikenal sebagai pengkritik pemerintahan pada waktu itu dibunuh dengan diracun melalui jus jeruk yang diminumnya, ditemukan semacam senyawa arsenikum dalam minuman tersebut.

Sungguh kejam sekali petinggi negara ya, dirinya yang dikenal begitu kritis terhadap negara ini dan mempunyai banyak "musuh" karena bicara dan tindakannya (dalam hal positif). tapi anehnya hingga sekarang otak dari pembunuhan ini malah divonis bebas, padahal bukti kuat dan kesaksian mengarah padanya. apa yang terjadi dibalik kejadian ini, apakah sang hakim disogok atau diteror oleh para petinggi yang membenci Munir jadi ia takut untuk memvonis sang dalang dari insiden ini.

Munir telah 8 tahun meninggalkan kita semua, tapi seharusnya kita menolak lupa kasus ini, kita harus selesaikan kasus ini hingga tuntas, hingga sang pelaku divonis yang setimpal. apakah ini imbalan untuk aktivis-aktivis Indonesia yang mengkritik tajam para petinggi yang berbuat sangat amat salah. dimana arti DEMOKRASI yang kita junjung selama ini? dimana arti kebebasan pendapat yang kita junjung selama ini?. apakah ini hanya bualan belaka karena sebenarnya demokrasi itu sendiri tidak ada di negeri yang kita cintai karena jika kita berpendapat dan lawan kita merasa kalah maka kita akan disingkirkan dengan cara kotor seperti itu.

Memang sungguh amat miris sekali. apalagi ketika presiden SBY membentuk tim investigasi independen tetapi hasil penyelidikan tersebut tidak pernah diterbitkan ke publik. apakah masih ada yang ditutup-tutupi? apakah presiden SBY juga dikecam oleh sang otak dari semua ini. dimana keadilan negeri ini? gue rasa itu semua udah hilang. kebebasan berpendapat sudah dilarang di negeri ini sepertinya karena para penguasa bisa melakukan semua hal untuk menyingkirkan musuhnya dan para penguasa pun bisa sangat gampang "mencuci tangannya".

Walaupun kau sudah tidak ada Munir, tapi pasti kukenang jasamu, walaupun waktu itu aku belum dewasa dan belum mengeri apa arti demokrasi dan jerih payahmu tapi sekarang aku sudah mendewasa dan tau apa arti dari DEMOKRASI itu sendiri. aku adalah mahasiswa yang akan melanjutkan perjuanganmu Munir.

Didedikasikan untuk Ayah, Sahabat, Pejuang kita :

Munir Said Thalib

Lahir: 8 Desember 1965

Pendidikan: S1 FH Universitas Brawijaya (1990)

Jabatan Terakhir : Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial

PERINGATAN 8 TAHUN KEPERGIAN MUNIR

MENOLAK LUPA

7 September 2012

SUMBER