Cikini vs Diponegoro
Ada perbedaan yang sangat amat tolol disini menurut gue, dimana dari 2 universitas berbeda yang disana gue menemukan kebodohan-kebodohan yang terjadi pada universitas yang baru gue masuki ini. Kalo orang berkata ini adalah kampus jagoan ya bener mungkin ini kampus jagoan, waktu gue masuk kelas pagi sang jagoan-jagoan itu belum keliatan tapi ternyata setelah gue masuk kelas malam sang jagoan pun bermunculan, karena mereka keluar pada malam hari, nocturnal lah bisa dibilang.
Gue gak mau bahas perbedaan di segi akademika atau system pengajarannya, tapi tentang apa yang membuat gue terusik, yaitu mereka menyalahgunakan "ke-skip-an-nya" bukan untuk menciptakan tawa atau hal-hal baru yang unik untuk dunia ini tapi untuk menghancurkan dunia ini, mereka menodai nilai-nilai indah yang harusnya didapat setelah kita meminum air atau menghisap asap "suci" itu.
Dulu waktu gue masih bermarkas di cikini hal itu membuat teman-teman dan gue pun menjadi relax dan menciptakan kedamaian tersendiri, dimana ketika meminum air atau menghisap asap "suci" itu imajinasi-imajinasi yang tidak keluar ketika kita berstatus normal menjadi bermunculan, dan tidak ada perasaan untuk membuat kekacauan di sekitar karena saking menikmati apa efek dari 2 benda itu. tapi itu gak terjadi di kampus baru gue di jalan diponegoro ini, ketika mereka merasakan efek dari benda itu mengapa mereka menjadi bringas? apakah memang tertanam di jiwa mereka kalau mereka itu menjadi jagoan ketika menemukan efek khayang dari 2 benda itu atau apakah memang sengaja mereka mengkonsumsi itu untuk membuat keonaran disekitar. ya gue gak tau juga. tapi menurut gue ini adalah hal yang sangat amat salah. pantes aja kampus baru gue ini gak bisa maju karena dari hal ini aja sudah salah, mereka tidak bisa mengartikan dengan benar efek khayang itu, berbeda dengan manusia-manusia yang gue kenal di Cikini itu.
Gue gak mau bahas perbedaan di segi akademika atau system pengajarannya, tapi tentang apa yang membuat gue terusik, yaitu mereka menyalahgunakan "ke-skip-an-nya" bukan untuk menciptakan tawa atau hal-hal baru yang unik untuk dunia ini tapi untuk menghancurkan dunia ini, mereka menodai nilai-nilai indah yang harusnya didapat setelah kita meminum air atau menghisap asap "suci" itu.
Dulu waktu gue masih bermarkas di cikini hal itu membuat teman-teman dan gue pun menjadi relax dan menciptakan kedamaian tersendiri, dimana ketika meminum air atau menghisap asap "suci" itu imajinasi-imajinasi yang tidak keluar ketika kita berstatus normal menjadi bermunculan, dan tidak ada perasaan untuk membuat kekacauan di sekitar karena saking menikmati apa efek dari 2 benda itu. tapi itu gak terjadi di kampus baru gue di jalan diponegoro ini, ketika mereka merasakan efek dari benda itu mengapa mereka menjadi bringas? apakah memang tertanam di jiwa mereka kalau mereka itu menjadi jagoan ketika menemukan efek khayang dari 2 benda itu atau apakah memang sengaja mereka mengkonsumsi itu untuk membuat keonaran disekitar. ya gue gak tau juga. tapi menurut gue ini adalah hal yang sangat amat salah. pantes aja kampus baru gue ini gak bisa maju karena dari hal ini aja sudah salah, mereka tidak bisa mengartikan dengan benar efek khayang itu, berbeda dengan manusia-manusia yang gue kenal di Cikini itu.
Comments
Post a Comment