Gezara! (part 3: Redemption)

"Gue rasa ini bakal jadi sabtu terindah yang pernah terjadi di hidup gue", gue berbicara pada diri sendiri ketika baru membuka mata, walaupun tidur baru 4 jam tapi berasa tidur udah nyenyak bgt, mau tahu kenapa? karena hari ini Ara sudah berjanji untuk menghabiskan waktunya bareng gue dan temen-temen gue di salah satu konser musik di bilangan Senayan.

Kemarin Ara berjanji akan datang dengan kami ke konser itu, Florence menghubunginya dan mengajaknya datang ke konser itu dengan kami, Florence bersama Pacarnya Vian dan mungkin Ara akan bersama gue disana. Florence dan Vian adalah salah satu teman kerja kami yang dekat dengan Ara dan gue. tetapi Florence lebih mengenal Ara lebih dulu daripada gue.

Tepat jam 9 pagi gue berniat untuk mencuci motor gue yang menemani gue sehari-hari jika bekerja atau menghabiskan waktu, bisa dibilang sahabat juga, hehe. motor yang sudah terlihat sangat kusam karena jarang sekali di cuci, mungkin du cuci terakhir sekitar 3 bulan lalu, tapi yasudahlah. gue berniat cuci motor gue karena ingin terlihat sempurna di hadapannya. gue sudah mempersiapkan baju apa yang akan gue pakai nanti malam dan sudah membeli tiket lebih dulu agar tidak kehabisan. semua terasa sempurna.

Ketika sehabis mencuci motor, sekitar pukul 10.30 gue berniat pulang kerumah dan berniat mandi. tapi gerimis sudah, ada perasaan menyesal karena mencuci dan akhirnya hujan juga, tapi tak apalah, mungkin hujan ini membawa keburuntungan buat gue pada hari ini. setelah gerimis yang cukup lama akhirnya hujan pun datang, gue terjebak di tempat cuci steam langganan di deket rumah. sambil menunggu hujan reda gue menghubungi Florence untuk memastikan jika dia jadi ikut. gue gak mau berharap begitu besar buat kedatangannya malam ini, karena takut jika hal itu gak terjadi gue bakal kecewa yang sangat amat. itu sifat gue dari dulu, selalu mempersiapkan diri terhadap sesuatu yang paling buruk jika mendapatkan kesempatan atau apapun yang akan membuat gue tersenyum lebar jika terjadi, karena gue sering kali dikecewakan oleh beberapa hal di masa lalu, dan itu rasanya sakit sekali, jadi gue belajar dari itu semua.

Gadget gue pun berdering, Florence menghubungi jika Ara jadi ikut. sebenernya dalam hati itu seneng banget tapi kembali ke hal tadi, gue selalu mempersiapkan diri terhadap sesuatu yang paling buruk, gue gak mau banyak berharap. akhirnya jam 11 tepat gue sampe di rumah. hati sebenernya seneng bgt karena masih berpikiran jika hari ini gue bakal jadi cowo terberuntung di dunia. gue pun sibuk menyiapkan segalanya sampai sore karena gue ingin sekali terlihat sempurna nanti malam. mungkin ini yang selalu dilakukan semua pria di dunia ini jika ingin bertemu kepada seseorang yang disukainya. sejam dua jam terlewati gue pun sudah mempersiapkan segalanya, dari atas sampai bawah. gue berpikiran jika semua sudah sempurna, tinggal menunggu matahari tenggelam dan gue akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa nantinya.

Sekitar jam 4 sore gue ingin beranjak mandi, tapi Florence menghubungi, saya yakin jika Florence menghubungi karena dia sudah siap dan ingin jalan kerumah saya. ya kami janjian dirumah saya jam 6 sore, karena gue ingin mengenalkan Ara kepada sang mama karena sebenernya gue adalah anak yang manja karena sering bercerita tentang Ara kepadanya, dan gue pikir jika hari ini gue bakal mengenalkan Ara kepada sang mama. tapi ternyata setelah gue angkat telepon dari Florence dia berbicara sesuatu yang kurang baik menurut gue, dia mengabarkan jika Ara ragu-ragu ingin ikut karena dia punya alasan yang nggak bisa dia kasih tau ke Florence. gue pun terdiam dan berharap ini nggak bakal terjadi, gue masih berharap jika dia tetep ikut dengan kami ke konser nanti malam.

Karena kabar yang kurang pasti gue pun memutuskan jika gue mandi dulu dan minta tolong ke Florence jika dia harus memastikan apakah Ara jadi ikut atau tidak. gue pun mandi dengan perasaan nggak enak sebenarnya. tapi gue selalu meyakinkan diri jika Ara pasti ikut. gue pun bersiap-siap mandi. setelah mandi gue pun menelpon Florence lagi dengan hati yang dagdigdug, gue berharap banget Florence mendapat kabar baik dari Ara. tapi ternyata Florence belum tahu kepastiannya. dan gue langsung menyuruh Florence untuk jalan kerumah gue dengan Vian.

Sebenarnya gue udah menyusun rencana seperti ini, karena Vian membawa mobil jadi Vian dan Florence datang kerumah tanpa menjemput Ara terlebih dahulu, karena gue ingin gue yang menjemput Ara kerumah dan mengenalkan Ara dengan sang mama, dan sehabis itu gue, Ara, Vian dan Florence pun jalan ke lokasi konser dengan menaiki mobil Vian.

Jam 5 tepat Florence dan Vian sampai dirumah gue. gue udah rapih tapi hati gue berdebar karena belum mendapatkan kepastian tentang ikutnya Ara atau tidak. gue pun membuka pintu terus langsung menyuruh Vian dan Florence duduk, gue belum dapat kabar dari Florence tentang Ara, setelah gue tanya Florence ternyata dia juga belum mendapatkan kabar dari Ara. Ara belum membalas bbm dari Florence.

Selagi menunggu kabar dari Ara, kami pun duduk diruang tamu sambil ngobrol dan tertawa-tawa, hati gue disitu jujur sangat senang karena masih positif thinking jika Ara pasti ikut, mungkin dia ketiduran atau sedang bersiap-siap. sewaktu kami menunggu diruang tamu, Vira (adik perempuan gue) pun keluar dari kamarnya dengan rapihnya, mereka sudah tahu jika Vira itu adalah teman Ara, mereka 1 SMA. Vian dan Florence sudah gue ceritakan semuanya tentang Vira dan Ara yang bisa disebut teman 1 geng di sekolahnya dulu. Vira pun langsung keluar rumah dan sudah dijemput oleh temannya, gue nggak tau itu teman kuliah atau teman SMA nya karena temannya yang sekitar 3 orang itu tidak keluar dari mobil.

Sejam menunggu dirumah gue pun akhirnya Ara mengabarkan, dia menelepon Florence, dan Florence pun pergi keluar rumah karena gue dan Vian sedang tertawa-tawa di ruang tamu. mungkin Florence tidak bisa mendengar suara Ara karena tertutup oleh suara tawa kami berdua. sekitar 5 menit Florence diluar rumah, akhirnya dia pun masuk kedalam rumah dan duduk kembali disamping Vian, gue pun merasakan sesuatu yang kurang enak disini. sepertinya ada yang ditutup-tutupi oleh Florence.

"Jadi gimana, si Ara jadi ikut nggak?", tanya gue ke Florence, perasaan hati pun berdebar-debar, gue nggak bisa bohongin perasaan gue disini, gue sangat ingin dia ikut, hati gue berdebar kencang dan cepat, seakan sedang menunggu jawaban dari sebuah kompetisi menyanyi dan gue terpilih jadi finalisnya dan sedang menunggu siapakah pemenang dari kompetisi ini. gue berharap sebuah kabar baik sedang ada didepan gue.

"sorry Za", ketika Florence penggalan kata itu badan gue udah mulai lemas dan sudah tahu jika ini buruk. "si Ara gak jadi ikut, dia lupa udah punya janji sama temen-temen lamanya kalau hari ini dia harus pergi ke rumah temennya karena ada yang ulang tahun", lanjut Florence menyempurnakan kalimat yang keluar dari mulutnya. seketika gue pun lemes dan gak menunduk, semua yang sudah direncanakan matang-matang gagal hanya dengan 1 kalimat saja, satu kalimat yang membuat sabtu gue kelam seketika, dari biru terang menjadi hitam pekat. mungkin gue sedikit lebai mengekspresikan yang ada di dalam hati gue, tapi memang begitu adanya. gue sudah mempersiapkan semuanya agar terlihat sempurna tapi semua udah sirna, Ara tidak jadi ikut.

"Gimana Za, lo jadi dateng gak nih ke acara nanti malem?, kalo gak ikut juga gapapa biar gue berdua Florence aja yang dateng", ucap Vian yang bertanya dan mungkin mengerti jika gue kecewa banget saat itu, dia mengucapkan kalimat terakhir dengan pelan seakan dia pernah merasakan hal ini dan tahu bagaimana rasanya kecewa seperti gue saat ini. jujur gue pun bingung karena gue disitu kecewa banget, langsung males untuk melangkah kemanapun. jangankan mungkin buat melangkah, buat berdiri aja mungkin gue sangat amat males. akhirnya gue pun memutuskan dan menjawab, "sorry ya, kayaknya gue gak jadi ikut deh, mending lo jalan duluan dulu, kalo nanti gue berubah pikiran gue kesana sendiri atau nunggu Vira pulang dan gue sama dia".

Yap akhirnya mereka berdua pun bangun dari duduknya dan datang ke arah gue duduk dan menepuk pundak gue sambil berkata, "selow men, next time pasti dia ikut sama kita, gue jalan dulu ya, nanti kalo lo berubah pikiran dateng aja, daripada gak tau harus kemana, lagian lo udah beli tiket kan, sayang kalo nggak dateng", ucap Florence seperti sedikit menyemangati gue. gue pun menjawab sambil memaksa senyum, "iya gampang". mereka pun keluar rumah dan akhirnya pergi ke lokasi konser.

Gue masih disitu sambil membakar sebatang rokok. gue berpikir kenapa bisa begini. kayaknya tadi sore jam 3 semua masih berjalan sesuai rencana, kenapa semua begini akhirnya, yang harusnya gue udah ada di lokasi konser dan bersenang-senang tapi malah masih duduk disini. gue pun langsung teringat apa ini balesan dari Tuhan karena suatu hari dimasa lalu gue pernah melakukan ini kepada orang lain. ya sebenarnya gue pernah bersifat seperti Ara hari ini. sewaktu gue kuliah gue sempat menjanjikan pergi dengan pacar gue waktu itu, ketika dia udah bersiap-siap dan tinggal gue jemput tapi dengan enaknya gue batalin karena gue ingin pergi ma temen-temen gue, padahal gue udah janji ma pacar gue waktu itu dan semua gue batalin sekejap.

Sehabis mikir panjang jika ini adalah salah satu karma dari tuhan. gue pun bangung dari duduk gue dan menelepon adik gue, Vira. gue gak pengen larut dalam kecewa gue karena gue selalu tanamkan dalam jiwa gue jika gue harus selalu mempersiapkan diri gue di situasi yang terburuk dan bener ini situasi terburuk dan seharusnya gue gak kecewa seperti ini, dan ternyata sekali lagi gue kecewa banget, ternyata gue gagal mempersiapkan diri gue di situasi yang terburuk.

"Vir, dimana lo? mau ikut gue nggak ke acara musik, gue punya tiket 2 yang harusnya gue pake buat gue sama Ara, tapi ternyata Ara ada acara ma temen-temennya, jadi gue ngajak lo aja, sayang kalo nggak dipake", gue pun bicara sedikit memaksa karena gue pengen sedikit seneng-seneng dan melupakan kekecewaan soal ini. Vira pun membalas ajakan gue, "gue gak bisa Za, gue lagi di acara temen SMA gue yang ulang tahun, Ara disini kok sama gue, tadi dia ngomong sih mau ke acara musik ma temennya namanya Florence tapi dia batalin gara-gara lupa udah punya janji ma gue dan temen-temen gue". gue pun kaget, ternyata Ara pergi ma ade gue. gue pun langsung memutuskan untuk dirumah aja malam ini dan mencoba mikir apalagi karma yang bakal gue hadepin. walaupun ini masalah gak begitu besar tapi gue yakin ini adalah balasan tuhan buat semua kesalahan yang gue lakukan di masa lalu gue.

Oke. akhirnya malam ini menjadi malam yang buruk sekali. semua rencana yang indah hancur seketika. tapi gue selalu yakin jika someday gue bakal jalan berdua dengan dia.

------

Dear Ara,
ya jujur gue kecewa dengan hari ini, mungkin ya buat lo ngebatalin janji kaya tadi ya gak berpengaruh banyak buat Florence yang udah ngajaklo, tapi jika lo tahu sebenarnya semua udah disusun sedemikian rupa supaya lo sama gue malam ini. tapi yaudahlah, mungkin ini balesan tuhan juga buat gue, gue anggep aja seperti itu. gue nulis note ini dengan perasaan kecewa yang sangat amat. gimana enggak, gue udah mempersiapkan segala sesuatunya supaya gue terlihat sempurna malam ini tapi ternyata lo gak jadi ikut. dan parahnya ternyata lo jalan sama ade gue. dan sebenernya gue malah bingung sekarang gue harus gimana buat selalu ngejarlo, apalagi di situasi seperti ini yang pasti lo udah tau jika gue suka sama lo.
yap, maybe this is the redemption way for me from God

Geza-
27.10.2012

Comments

Popular posts from this blog

Star Tetrahedron

LOST