Gezara! (part 1: Morning)
Geza membuka matanya di pagi hari dan tiba-tiba teringat dengan seorang wanita yang sudah diidam-idamkan selama beberapa bulan ini, wanita itu datang lagi kedalam mimpinya. dia adalah seorang wanita bernama Ara yang kebetulan satu kantor dengannya. Geza telah mengidamkan wanita itu karena selain parasnya yang begitu manis, Ara juga seorang wanita yang cerdas dalam pekerjaannya. mereka berdua bekerja ditempat yang sama, di salah satu media cetak ibukota ternama.
Geza yang seorang pemalu hanya bisa menatap Ara dari jauh dan tidak bisa berkata-kata ketika berhadapan dengan Ara di meja rapat ketika ada rapat harian berlangsung. menurut Geza, Ara punya senyuman yang bisa membuat dirinya hilang kesadaran seketika. Geza selalu berkata jika Ara adalah wanita yang mendekati sempurna menurutnya, dia selalu berkata seperti itu ketika Ara lewat didepan kami dimana saja.
Saya seorang teman Geza tahu betul bagaimana dia begitu mengagumi seorang Ara, Saya tahu betul bagaimana seketika dia menjadi seorang pendiam dan tak bisa berkata apa-apa ketika sedang berpapasan dengan Ara.
Suatu ketika saya mendapatkan tugas untuk meliput suatu berita di suatu tempat, Pemred memerintahkan saya untuk mengajak Ara tapi saya tidak akan melewatkan moment ini untuk mengajak sahabat saya Geza yang sudah saya tahu betul bagaimana dia menyukai Ara. Geza sempat menolak ajakan saya karena malu dan dia tahu tidak akan bisa berbuat apa-apa nanti disana kalo ada Ara disampingnya, tapi saya memaksanya. akhirnya dia pun mau. menaiki mobil kantor saya sengajakan Geza untuk menyetir mobil dan Ara didepan, sedangkan saya di belakang sambil terus menyengir dan sedikit mengejek dia yang terlihat kaku menyetir.
Saya paksa Geza untuk berbicara dengan Ara, tapi dia terlalu kaku sepertinya, saya pun membantunya untuk mencairkan suasana. sepanjang perjalanan akhirnya kami pun bersendau-gurau, saya melihat raut muka Geza yang sangat gembira, tergambar dari senyuman dan paras wajahnya yang memerah, begitupun Ara, dia tertawa-tawa karena bingung dengan yang terjadi terhadap Geza. Ara tidak tahu sama sekali jika Geza sangat mengagumi betul dirinya.
Singkat cerita kami pun selesai mewawancarai narasumber. waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, kami pun memutuskan untuk makan siang di suatu restaurant di salah satu sudut Jakarta Selatan. sepertinya Geza mulai menikmati harinya yang sangatlah indah, dia sudah mulai tidak kaku lagi, dia sudah bisa memulai pembicaraan dengan Ara. sebenarnya Geza adalah orang yang humoris, tapi sewaktu bertemu dengan Ara pasti ia selalu menjadi seorang yang pendiam, mungkin dia salah tingkah atau semacamnya, tapi saya tidak melihat itu sekarang, dia mulai berani untuk memulai pembicaraan dengan wanita yang sangat dikaguminya selama beberapa bulan terakhir, mudah-mudahan saja ini menjadi awal yang baik untuk mereka berdua.
------
Dear Ara..
mungkin gue terlalu kaku untuk memulai pembicaraan tadi siang, gue kurang tahu bagaimana memulai pembicaraan dengan lo. gue begitu kaku kalo didepan lo, jujur gue sangat suka sama semua yang ada di lo. tapi hari ini gue mulai bisa mencairkan keadaan yang buruk itu menurut gue. setiap ketemu lo di suatu tempat gue merasa bukan gue karena seketika gue jadi manusia yang pendiam. tapi peduli setan dengan hari ini, gue mulai pembicaraan, semoga hari ini adalah awal yang baik buat kita dan tentunya gue berharap lebih dari pertemenan seperti ini. sebenernya gue pengen jadi gue apa adanya depan lo tapi gak bisa. gue ngerasa seketika darah di tubuh gue berhenti mengalir, jantung gue berhenti berdebar dan otak gue berhenti berputar, gue juga bingung dengan apa yang gue rasain. tapi gue yakin ini sesuatu yang baik dalam tubuh gue.
semoga kita bisa lebih dari hari ini..
sincerely..
Geza-
Geza yang seorang pemalu hanya bisa menatap Ara dari jauh dan tidak bisa berkata-kata ketika berhadapan dengan Ara di meja rapat ketika ada rapat harian berlangsung. menurut Geza, Ara punya senyuman yang bisa membuat dirinya hilang kesadaran seketika. Geza selalu berkata jika Ara adalah wanita yang mendekati sempurna menurutnya, dia selalu berkata seperti itu ketika Ara lewat didepan kami dimana saja.
Saya seorang teman Geza tahu betul bagaimana dia begitu mengagumi seorang Ara, Saya tahu betul bagaimana seketika dia menjadi seorang pendiam dan tak bisa berkata apa-apa ketika sedang berpapasan dengan Ara.
Suatu ketika saya mendapatkan tugas untuk meliput suatu berita di suatu tempat, Pemred memerintahkan saya untuk mengajak Ara tapi saya tidak akan melewatkan moment ini untuk mengajak sahabat saya Geza yang sudah saya tahu betul bagaimana dia menyukai Ara. Geza sempat menolak ajakan saya karena malu dan dia tahu tidak akan bisa berbuat apa-apa nanti disana kalo ada Ara disampingnya, tapi saya memaksanya. akhirnya dia pun mau. menaiki mobil kantor saya sengajakan Geza untuk menyetir mobil dan Ara didepan, sedangkan saya di belakang sambil terus menyengir dan sedikit mengejek dia yang terlihat kaku menyetir.
Saya paksa Geza untuk berbicara dengan Ara, tapi dia terlalu kaku sepertinya, saya pun membantunya untuk mencairkan suasana. sepanjang perjalanan akhirnya kami pun bersendau-gurau, saya melihat raut muka Geza yang sangat gembira, tergambar dari senyuman dan paras wajahnya yang memerah, begitupun Ara, dia tertawa-tawa karena bingung dengan yang terjadi terhadap Geza. Ara tidak tahu sama sekali jika Geza sangat mengagumi betul dirinya.
Singkat cerita kami pun selesai mewawancarai narasumber. waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, kami pun memutuskan untuk makan siang di suatu restaurant di salah satu sudut Jakarta Selatan. sepertinya Geza mulai menikmati harinya yang sangatlah indah, dia sudah mulai tidak kaku lagi, dia sudah bisa memulai pembicaraan dengan Ara. sebenarnya Geza adalah orang yang humoris, tapi sewaktu bertemu dengan Ara pasti ia selalu menjadi seorang yang pendiam, mungkin dia salah tingkah atau semacamnya, tapi saya tidak melihat itu sekarang, dia mulai berani untuk memulai pembicaraan dengan wanita yang sangat dikaguminya selama beberapa bulan terakhir, mudah-mudahan saja ini menjadi awal yang baik untuk mereka berdua.
------
Dear Ara..
mungkin gue terlalu kaku untuk memulai pembicaraan tadi siang, gue kurang tahu bagaimana memulai pembicaraan dengan lo. gue begitu kaku kalo didepan lo, jujur gue sangat suka sama semua yang ada di lo. tapi hari ini gue mulai bisa mencairkan keadaan yang buruk itu menurut gue. setiap ketemu lo di suatu tempat gue merasa bukan gue karena seketika gue jadi manusia yang pendiam. tapi peduli setan dengan hari ini, gue mulai pembicaraan, semoga hari ini adalah awal yang baik buat kita dan tentunya gue berharap lebih dari pertemenan seperti ini. sebenernya gue pengen jadi gue apa adanya depan lo tapi gak bisa. gue ngerasa seketika darah di tubuh gue berhenti mengalir, jantung gue berhenti berdebar dan otak gue berhenti berputar, gue juga bingung dengan apa yang gue rasain. tapi gue yakin ini sesuatu yang baik dalam tubuh gue.
semoga kita bisa lebih dari hari ini..
sincerely..
Geza-
Comments
Post a Comment