BIRUDALAM

Banyak orang bilang, "jadi diri lo sendiri, itu lebih baik". Jika kata Kurt Cobain, "saya lebih baik dibenci tapi menjadi diri sendiri, daripada dicintai tapi menjadi orang lain". Tapi itu tidak berlaku kepada saya, bukan karena saya mempunyai sifat jelek atau hal lain, atau bukan karena menjadi orang lain itu lebih baik. Tapi karena sejujurnya sampai detik ini, saya belum mengetahui sifat asli saya, saya blm mengetahui siapa saya dan apa tujuan hidup saya.

Dengan disahkannya RUU tentang PILKADA yang akan dipilih oleh DPRD berarti sama saja mematikan demokrasi Indonesia. Rakyat Indonesia bersedih hari ini, penguasa tertawa lebar esok hari. Sukar dipercaya dimana partai-partai yang pro dengan PILKADA dipilih oleh DPRD ialah partai-partai yang sebenarnya pro dengan PILKADA langsung 10 tahun lalu. Mengapa mereka berubah pikiran? ya itulah politik. Tujuannya untuk apa? KEKUASAAN!

Salah satu dosen favorit saya, Lang Alamanda, mengajari saya banyak nada lain dalam hidup. Selain meditasi dan mengatur nafas untuk mengolah suara, dia juga mengajari bagaimana bisa lebih baik dalam menyikapi suatu perdebatan. Di dalam suatu perdebatan, pasti akan banyak ego dan emosi yang terbuang dan tertanam, dan itu adalah hal yang amat sangat salah. Maka dari itu lebih baik kita mengosongkan pikiran terlebih dahulu sebelum berdialog atau berdiskusi.

Biru adalah seorang penulis yang sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya. Pertanyaan-pertanyaan tentang cintanya terhadap kekasihnya, Audi. Biru mendatangi seorang psikiater misterius bernama Bintang. Tidak hanya ke psikiater, Biru juga mendatangi sahabat karibnya yang ia kenal dari kecil, Ariani, dan teman Audi yang ia pikir tahu hal-hal tentang Audi yang tidak diketahui oleh Biru yaitu Putra. Dan Biru pun akhirnya mendapatkan banyak masukan dan nasehat, tetapi semua tergantung kepadanya, ingin menjalankannya atau tidak. Ingin mempercayainya atau tidak. -- Producer : Chandra Aghestza Director : Arun Soerja Cast : Chandra Aghestza, Murni Karuniadi, Dinda Tri Puspita, Arun Soerja Bangku Merah Pictures Birudalam Intercine 2014

Sampai artikel ini ditulis, masih banyak orang yang menyinggung tentang perbedaan. Perkara pebedaan agama, suku, ras ataupun budaya. Gue cuma heran kenapa ini selalu diperdebatkan, padahal perbedaan itu kan keniscayaan, sudah dirancang sedemikian rupa oleh Tuhan agar kita saling berbeda satu sama lain.

Belajar dari kesalahan, belajar dari apa yang pernah kita rasakan. Your life, Your rules. Hidupmu, Aturanmu. Mungkin orang lain bisa memberi pendapat, tetapi tetap diri anda yang memutuskannya, mau melakukannya atau tidak.

Kesadaran untuk memutuskan pilihan memang sulit dan saya yakin itu tidak hanya terjadi kepada saya. Dan hasilnya, mereka yang tidak pandai untuk memutuskan hanya bisa bermain di garis aman (untuk mereka) padahal itu bisa berakibat fatal untuk dirinya sendiri atau orang lain. dengan kata lain, ini adalah hal yang buruk.

"Banyak kata yang ingin diucapkan. Banyak khayal dalam benak yang ingin disampaikan. Tetapi maaf, semua tidak akan dalam aksara. Tunggu keringat dan waktu yang sudah dikorbankan untuk melihatnya. Melihat sesuatu yang penting untukmu, dan aku", Biru