Posts

Showing posts from 2015

Payung Teduh (Photo Article)

Image
Payung Teduh live at Taman Buaya Beat Club (14/12/2015)

The Dance Company (Photo Article)

Image

Nistagamanjing.

Baru saja melihat berita tentang penistaan agama yang terjadi di Bali. 4 masjid dirusak dan baru-baru ini ada seseorang yang bertato dan mabuk yang sengaja tidur di shaf pertama sebuah mushalla agar mengganggu jalannya peribadatan di mushalla tersebut. Saya tidak menjudge siapapun, saya tidak menyerang agama apapun. Saya bukanlah seorang dengan pribadi yang taat kepada agama saya. Tapi walaupun saya jauh dari Tuhan, saya tetap tahu jika itu adalah penistaan agama dan penistaan agama adalah hal yang NORAK menurut saya. Isu SARA memang menjadi bahan yang menjanjikan untuk para provokator anjing diluar sana. Tapi hukum alam akan bertindak, semua yang memegang minyak ditangannya akan terbakar pada waktunya. We'll see..

Wheel

Semesta selalu tahu cara membuat hambanya tersenyum. Seperti lautan yang bertuju pantai, atau seperti burung berpulang sangkar, semua sudah ditulis dalam manuskrip mahakarsa. Seperti hari ini, semua mendung perlahan pergi, semua luka perlahan sirna. Hidup kembali

Berkembanglah (musik Indonesia)

Entah saya yang telat menyadari atau memang ini sedang waktunya. Sepertinya musik Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Bak tunas yang tumbuh karena klorofil yang merasuki sukmanya dijalur yang tepat, kuping saya akhir-akhir ini dipenuhi syair dan ritme lokal yang berkharisma. Rasuk membeli rilisan fisik yang payah beberapa bulan lalu mengembara lagi saat ini. Beberapa rilisan fisik yang sebenarnya telat saya beli akhirnya terbeli, wishlist rilisan fisik yang baru meluncur pun sekarang sudah tersusun rapih di rak cd. Dan kesemuanya adalah karya lokal yang menjadi favorit baru untuk didengar setiap hari. Mengenal materi yang luar biasa setiap hari membuat saya yakin jika Indonesia punya potensi membuka gerbangnya lebih luas di bidang musik. Beberapa rilisan berbahaya sepertinya sudah pas jika dimasukan kedalam level internasional. Saya tidak ingin menyebutkan apa saja rilisan berbahaya itu karena itu hanyalah sisi subyektif saja. Tapi diluar itu semua, apresiasi tinggi dan kebanggaa...

Kemarau Cepatlah Berakhir

Kering, tandus, api, asap. Semua tercamput tanpa arah jelas menghancurkan segalanya, menganalogikan amarah sang pencipta. Kebakaran hutan yang tak kunjung dapat tanggapan serius menjadi suatu keseriusan sendiri. Cibiran negara tetangga karena mendapatkan tamu yang sangat merugikan (asap) seharusnya menjadi tamparan besar, bukan hanya untuk government, tetapi untuk kita juga, para civil yang sudah seharusnya menjaga kestabilan rumah besar yang kita tinggi ini. Panas yang sudah ditahap anomali di beberapa kota di Indonesia seharusnya dijadikan semiotika jika kita harus melakukan sesuatu untuk bumi ini. Jangan berpikir langsung ke tahap yang masif, cukup peringati diri sendiri jika setidaknya kita harus memelihara ibu pertiwi kita ini dengar benar, minimal tifak membuang sampah sembarangan karena dari hal semacam itu, dampak yang akan dihasilkan besar sekali, percayalah. Doa saya sekarang ialah, kemarau cepatlah berakhir, dan Tuhan tolong batalkan strapMu.

Hollow

Bulir alkohol dan kepulan asap terintegrasi dengan sempurna. Bagai saxophone yang indah nan romantis. Dan bak air yang menghidupi jiwa. Semua terangkai sempurna bagai DNA. Terjaring menjadi suatu yang bernama satu. Pengembalian darah terhadap pembuluh. Pengampunan dosa berseteru gelombang. Seringai tidak ada guna untuk meluka. Senyum tidak berdaya untuk mencinta. Semua tersusun sempurna merubah semesta. Takut menjadi fobia. Berani janganlah tirani. Rangkaian bunga penyebab sang rona. Kumpulan darah menyirat duka. Tuhan..

70 Tahun Indonesiaku

Image
Seberapapun buruknya Indonesia di mata dunia. Negeri ini tetaplah negeri yang sangat amat saya cintai. Alamnya, Budayanya, Wanitanya, semua lebih dari indah. Walaupun tidak sempurna, tapi negara ini cukup menjadi negara yang tepat untuk berkembang. Cacian datang dan pergi, keberhasilanpun juga. Mungkin saya tidak pernah memberikan apapun untuk Indonesia, tapi saya akan berusaha. Di ulang tahun Indonesia ke-70 ini, mata lensa kamera saya berhasil mengabadikan beberapa momen pada hari ini. check this out :

LAMB OF GOD - VII: STURM UND DRANG

Image
Jika mereka adalah Tuhan, ini adalah kitab suci terbaru yang mencerahkan bagi umatnya. Lamb Of God baru saja meluncurkan album kedelapannya yang diberi nama Sturm Und Drang. Setelah berpuasa membuat materi baru selama 2 tahun, akhirnya album yang berisi 10 track ini berhasil menyegarkan dahaga distorsi bagi para penikmatnya pada bulan Agustus ini.

Tata Cara Hidup (Bukan Cuma Bernafas Saja)

Pagi ini saya mendengar celotehan papa saya yang kesal dengan supirnya tadi. Dia bercerita jika supirnya mengemudi dengan tidak baik. Bukan kemampuan mengemudinya yang diragukan, tetapi "kepintaran"nya tentang menjalankan kendaraan di jalan. Tata cara mengemudi yang sangat amat buruk dengan setidaknya tidak bertenggang rasa atau toleransi dengan pengemudi kendaraan lain (bahasa saya rasanya agak berat). Papa saya berkata jika supirnya menjalankan kendaraan dengan tidak benar. Menjalankan kendaraan di tengah garis putih dan tidak mengalah ketika ada kendaraan lain yang menyalip. Dan inilah menurut saya analogi dari beberapa orang bodoh di dunia ini.

Jerat Asa

Sang pembenci datang dan menanyakan apa yang terjadi. Sang pujangga memberi sebuah petisi sarkasme yang sulit di tafsir. Keduanya berbincang hangat mengomentari semesta. Bertukar pikiran dan akhirnya mereka saling belajar jika mereka tidak benar-benar membenci dan tidak benar-benar berpuisi.  Yang terjadi adalah ada seorang cucu Adam terjerat jaring bisu kegusaran masa lalu. Dia terperangkap dan mungkin tidak akan pernah lepas. Kecuali jika dirinya menjeratkan diri ke sesuatu yang lain. Sesuatu yang ia tidak tahu bagaimana bentuk jaringnya. Salam dari Birudalam, selamat malam.

#LOVEWINS

Bagi gue pribadi, #lovewins adalah gerakan sekularisme atau pluralisme nyata dalam hidup ini. Dimana perbedaan seakan ditiadakan dan dijadikan suatu kesetaraan atau kesamaan. #lovewins adalah suatu simbol kemenangan bagi kaum gay, lesbian ataupun pasangan beda agama. Mungkin mereka berbeda dari orang kebanyakan yang menganggap bahwa pasangan beda agama atau pasangan sejenis itu kesalahan. Tapi dengan adanya #lovewins semua menjadi terkesampingkan. Bagi mereka yang (mungkin) kalian anggap berbeda ini adalah suatu kemajuan penting bagi hidupnya. Mereka (pasangan gay, pasangan lesbian dan pasangan beda agama) menganggap manusia tidak bisa menilai hidup mereka dari apa yang mereka lakukan.

Ace Is Higher Than King

Menggelitik tapi sedikit tragis. Ini dimana sang underdog bisa tertawa lebar. Mungkin ini bukan persoalan kalah dan menang. Tapi ada sesuatu yang berharga di momen ini. Mungkin mereka raja, mungkin mereka ratu. Tapi ingat, penguasa dan pengendali selalu lebih tinggi daripada raja. " Playing for the high one. dancing with the devil.  Going with the flow. it's all the game to me." - Lemmy Kilmister

Soul Charging

Semesta tidak pernah mencoret hirarki tentang hidup yang sudah dijanjikan. Mereka berjanji tidak pernah bersinggung kepada raja iblis yang sangat licik. Biarkan tawa terjalin karena nurani yang tidak pernah gelap. Dan anak panah tidak pernah salah menancap. Matahari dan bulan suka untuk menemani, dan mereka tidak pernah memperlihatkan pamrih. Atmosfir selalu menjaga. Agar sampah antariksa selalu ditempatnya. Melempar bola api bukanlah sifat gunung. Surut dan pasang bukanlah kehendak samudra. Tapi mereka selalu berusaha untuk menormalkan bumi ini di garis sewajarnya. Dan untuk seorang teman yang berada disana. Biarkan alam membisikan satu kata. Aku ada.

Pejuang dan Trofi

Menurut gue, pejuang adalah dia yang mau berkompetisi untuk memenangkan trofi. Bukan mengambil trofi dari sang pemenang. Itu namanya pecundang. Oh indahnya hidup dihiasi sanemo tipis. Selamat menjalani bulan baru. Bulan Juni. Salam dari Birudalam, Selamat malam.

L.I.P.N.A.G

Lama memakai prinsip jika hidup adalah perjudian tapi hari ini gue berpikir jika itu salah. Jika semua adalah perjudian kita hanya bisa menunggu keajaiban datang. Tapi yang sebenarnya ialah kita buat keajaiban itu datang ke kita.  Sekali lagi, bukan menunggu keajaiban datang tapi kita yang buat keajaiban itu datang menghampiri. Dan keajaiban itu datang ketika keterampilan bertemu dengan kesempatan. Jadi yang sebenarnya kita tunggu ialah kesempatan itu tetapi dengan cara memperbaiki keterampilan yang kita punya.

Desepsi

Jujur, semakin mempelajari suatu hal, semakin banyak percabangan pertanyaan yang ada di otak. Semakin tinggi juga tingkat ketidak-percayaan dari logika yang tidak setuju dengan persepsi maupun fakta khalayak tentang hal itu. Saya berpikir, tidak tahu apapun mungkin lebih baik daripada tahu segalanya. Jika kebanyakan orang menjadi arogan ketika sok mengetahui segalanya. Lain hal dengan saya disini. Saya selalu menanamkan sifat keraguan atas apapun yang ada di dunia ini, apapun. Mempunyai sifat curious bagi banyak orang adalah kelebihan. Tetapi untuk saya ini kekurangan. Dimana setiap menemui suatu hal, langsung timbul banyak pertanyaan di otak yang gila ini.   Tentang segala hal seperti religion, science atau apapun yang berhubungan dengan hal-hal yang saya kerjakan. Dan itu sangat mengganggu.

Andai Itu Memang Ada

Hahaha. Kadang saya pikir jika itu tidak benar-benar ada. Joli-joli yang khidmat dengan dikelilingi kuning dan harum surga. Kepercayaan sedikit pupus karena dikubur oleh beberapa pecandu kecewa. Di beberapa sisi memang semua terlihat nyata. Tapi di sisi lainnya semua seakan hanya bayangan ilusi yang mungkin didoktrin dalam alam bawah sadar jika kita harus percaya jika itu memang ada. Entah ini subyektif atau obyektif. Tapi saya hanya melihat dari persepsi mata hitam ini jika sekarang saya amat tidak percaya akan hal itu. Bualan nenek moyang untuk membuat anak cucunya lebih saling menghargai dan mengkasihi.  Tapi dari apa yang saya yakini, semua itu kosong, bualan, kebohongan. Kenapa manusia selalu dijejali oleh sesuatu yang semu. Yang tidak berwujud tapi seakan nyata dan itu memang ada. Kenapa cara kerja otak kita sangat menerima itu sehingga membuat satu kesalahan besar yang sukar untuk diselami. Jika anda yakin, itu hak anda. Tapi coba pikirkan lagi. Apa ini semua bukan paksaan?

(Mungkin) Cuma Tuhan Yang Tahu

Setiap ham berhak untuk berubah kearah yang lebih baik. Setiap jiwa bebas menentukan jalan pilihannya tanpa di dogma apapun oleh makhluk sekitarnya. Tapi seberapapun berubah, ada keputihan jiwa yang bersenggama dengan ketulusan yang menghasilkan keikhlasan. Ikhlas untuk memberikan segalanya, ikhlas untuk menjalankan segalanya. Ini baik (mungkin) dan ini buruk (mungkin). Jiwa ini terlalu bersih. Hingga (mungkin) cuma Tuhan yang tahu jika tulus itu masih berdiri tegak di relung jiwa yang tidak pernah gelap akan dendam. Semoga jiwanya tahu ada ham kecil disini yang rela berdarah dan bernafas hanya untuk senyumnya. Amin.

UNDERDOG!

Guru terbaik adalah.. Diri sendiri. Mungkin salah tapi seenggaknya itu yang ada di pikiran gue detik ini. Bicara memang gampang tp prakteknya yang susah. Sering beri advice ke orang belum tentu dirinya tinggi dan bisa melakukan advice yang dia berikan. Ini serius. Ada beberapa orang yang gagal untuk melakukan advice nya sendiri. Sekali lagi, ngomong gampang, prakteknya susah. Sekarang, detik ini, gue mempraktekan apa yang udah pernah gue camkan dulu. "Better to conquer yourself than winning a thousand battles". Itu adalah kutipan dari mahkluk yang gue kagumi, Buddha. Detik ini gue sedang ingin ngalahin diri gue sendiri. Ngalahin ego yang udah gue buat. Ngalahin gengsi yang begitu tinggi. Dan gue harap dapet apresiasi dari apa yang gue lakukan. Bukan apresiasi yang berlebihan. Cukup senyum dan lihat apa yang gue lakukan. Gue akan tunduk dan menjadi underdog. Bukannya enak untuk direndahkan? Ya, memang.  Saat ini, rendahkan gue karena besok gue ingin berdiri tegap. Saat ini, bi...

Di Senja Ku Menyerah

Apakah kamu liat sore tadi? Bukankan itu definisi dari indah Bagaimana dengan senyuman perpisahan sang dewa api tadi? Bukankah itu definisi dari senja Apakah kamu tahu? Dewa api tidak pernah memberikan senyuman perpisahan Apakah kamu tahu? Jika dia tidak pernah terlambat menyinari kita setiap pagi Dan dia selalu tepat janji Jika jingga disebut senja Abu-abu akan kusebut lama Dan bagaimana dengan merah? Ya aku jujur, aku menyerah Diri ini yang sombong akan jiwa Diri ini yang angkuh untuk tidak pernah merasakan senyawa Banyak monyet diluar sana mewarnai dinding perbatasan Dinding yang membatasi kita Untuk sekedar sapa dan sedikit berkata-kata Tapi tolong lubangi dinding itu Sedikit saja Dan lihat diri ini sedang berjuang Berjuang untuk menghancurkannya Jika diri ini terlihat angkuh kemarin Mari saling menunduk dan berpikir Ini semua bukan akhir Sejujurnya, benteng yang kubuat sedemikian rupa dari dulu hancur berantakan sore tadi Ku malu diantara para raja Karena ku menyerah di senja

Bungkam dan Tikam

Hari ini semesta mengajarkan gue 1 hal lagi tentang hidup. Jika kita harus memandang rata semua pribadi di dunia ini. Tidak ada yang ditinggikan tidak ada yang direndahkan. Yang ada hanya balas budi. Jika mereka loyal, kita harus bayar juga dengan loyal. Tapi jika kita ditusuk, tusuk balik. Semesta mengajarkan bagaimana cara hidup dengan cara hitam hari ini. Bungka yang harus bungkam, tikam apa yang harus ditikam. Hidup terlalu pendek hanya untuk diinjak-injak. Mulai hari ini saya tahu, mana yang harus dipegang tangannya dan diajak berlari dan mana yang harus diludahi. Sentil apa yang harus disentil, pukul apa yang harus pukul, makan apa yang harus dimakan. Jangan salah mengartikan dan memperlakukan orang, itu intinya. Hidup? Terlalu pendek hanya untuk direndahkan. Berdiri dan tunjukan!

Trash!

Mungkin benar, sekali sampah tetap sampah.  Apapun yang diperbuat, apapun yang dilakukan tidak akan mendapat penghargaan.  Tapi ada apa dibalik ini? Apakah ada sesuatu? Jangan berharap banyak. Tidak selamanya semesta bekerja sesuai dengan pemikiran. Penyucian karma? Oh ini terlalu mahal harganya jika itu benar. Apakah jiwa dan raga ini belum juga bersih? Apakah ada saat nanti ketika tangan menyambut cahaya? Atau teruskah diam tersudut gelap. Bulan saja bisa bersinar dengan indahnya walaupun dia sedikit licik dengan menyempurnakan kelelahan sang matahari. Lalu, perbuatan apa yang seharusnya benar? Tunduk pada paradigma? Atau terus berlari dengen teropong persepsi? Kupikir, saya sudah ditahap depresi dimana semua tidak bisa lagi diverbalkan. Tapi sisi kanannya ialah, karya tidak pernah dibuat oleh kebahagiaan. Mari terluka.

METANOIA (Introducing)

Ini adalah penggambaran sesuatu tentang semua yang sering saya kritisi; agama, disorientasi seksual, doktrinisme, fasisme dan lain-lain. Sesuatu yang sebenarnya mungkin Tuhan pun sudah lelah membahasnya. Metanoia adalah bentuk fisik dari satire yang sering saya lontarkan kepada anda secara langsung ataupun tidak. Visualisasi dari semiotika-semiotika yang sengaja saya dan semesta masukan dalam bentuk aksara-aksara yang dilafalkan didalamnya. Perspektif objektif itu mainstream. Saya tidak ingin bermain di area itu, di area dimana semua orang memandang dengan apa adanya. Saya ingin anda memandang lebih luas dan lebih liar. Ya kurang lebih seperti David Gilmour dan Roger Waters saat membuat The Dark Side Of The Moon. Saya ingin anda meruncingkan sisi subjektif anda dengan "melihat" dengan pikiran anda bukan dengan mata anda. Ada dua unsur utama di karya ini: progresifme dan psikedelia. Unsur yang menurut saya cukup mewakili apa yang sebenarnya terjadi. Salam dari Birudalam, selam...

Hancurnya Sang Batu

Jika untuk beberapa kaum saja Tuhan bisa turun dari singgasana sucinya. Apalagi cuman sekedar batu yang hancur karena ditetesi air secara intens. Ini berarti apa saja bisa terjadi di dunia ini, bukan? Dan apalagi cuma solar plexus yang tidak ada bentuk pasti fisiknya. Yang bisa dibilang tidak hierarki. Berucap boleh, tapi jangan meremehkan. Belum tentu anda diposisinya bisa sekuat dirinya. Tidak ada yang tahu, bukan? Mungkin dia menangis dan mungkin dia mabuk karena beberapa mangkuk "sup". Tapi seberapapun terpengaruh otaknya karena alkohol. Pasti ada jalan cahaya yang masuk dan mendistraksi nurani. Saya percaya itu. Ini bukan perkara lembek, tapi perkara mengeluarkan apa isi dalam diri. Sekali lagi untukmu teman, jangan asal berucap, belum tentu anda kuat. Oh indahnya sanemo, menyerang langung dengan seni. Saya baru saja mengingat kata-kata dari dosen saya di IKJ sana waktu itu. "Seberapapun buruk dirimu, lebih buruk orang yang berkicau tanpa tahu isi kicauannya" S...

Goddess

Pagi ini sang dewa cahaya sangat bersemangat menerangi Jakarta. Dan saya masih tersudut biru di suatu ruang. Tersudut karena datangnya burung pos membawa pesan yang membangkitkan sesuatu yang sudah hampir terkubur rapih di dalam solar plexus ini. Malu rasanya untuk membuka selimut dan berdiri menantang hari. Malu karena mengira saya sudah kuat untuk berdiri sendiri dan ternyata belum. Fragmen yang baru saja saya sudahi cukup memberi efek yang mendalam. Ya mungkin seperti lebam. Goddess, menyesal memang sifat pecundang. Tapi izinkan saya menjadi memilikinya sekarang. Saya tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah saya perbuat. Tapi saya menyesal karena dia tidak pernah percaya. Love and life will find their way

Rahasia

Setiap orang berhak menyembunyikan sesuatu dari orang lain. Entah itu karena halnya sangat pribadi atau memang tidak mau menyakiti.  Entah benar atau tidak, menurut saya ada beberapa konteks dimana seseorang harus benar-benar "telanjang" pada seseorang yang bernotabene intim. Tetapi rahasia tetap rahasia. Saya biar rahasia kalian terjaga rapi diantara hati dan mulut kalian. Karena saya punya rahasia besar juga yang mungkin kedua hal mengapa orang membuat rahasia itu ada di dalamnya. Okee, kita anggap satu sama dimana dirimu membuat rahasia besar di belakang dan saya pun sudah membuat hal yang serupa dengan cepat. Tidak apa, saya biarkan solar plexus ini berbilik rapi disini :)

Untitled

Image

Salah

Image
Reska ialah seorang wanita yang ingin memberi surprise kepada kekasihnya. Tetapi ketika Reska datang ke apartemen kekasihnya, ia kaget ketika melihat apa yang sedang dilakukan oleh kekasihnya. Director : Arun Soerja Cast : Shintany Simanjuntak, Candy Rose Director of Photography : Novian Eris Editor : Chandra Aghestza, Faisal Buchory

BIRU (Full Movie Released)

Image
Film yang selesai dibuat September 2014 lalu akhirnya saya release di youtube. Tadinya saya tidak berniat untuk mempublikasikannya karena ini sebenarnya ialah sesuatu yang saya buat bersama teman-teman saya untuk hadiah ulang tahun saya sendiri, hehe. Tetapi karena banyaknya masalah di sekitar yang seakan membutuhkan masukan akhirnya saya berpikir untuk membantu mereka dengan film ini. Film yang berisikan banyak masukan tentang hidup yang mungkin bisa membantu kalian dalam mencari jalan keluar dari suatu masalah. Kebetulan kan ini bulan yang kata orang penuh dengan cinta. Dan saya rasa momennya pas jika membagikan ini ke anda semua. Ya hitung-hitung ini hadiah valentine spesial dari saya :)

Imbalance

Artikel ini khusus saya tunjukan untuk tanggal 14 Februari yang banyak orang menyebutnya sebagai hari Valentine. Tapi saya menyebutnya sebagai hari pengorbanan bukan hari untuk romantis-romantisan. Karena sesungguhnya ini adalah hari berkorbannya sang Valentine atas cintanya. Entah kenapa pagi tadi ketika mendengar hari ini ialah hari valentine saya langsung teringat salah satu lagu favorit saya dari Neil Young yang berjudul; Only love can break your heart. Dan inilah hal yang ingin saya bahas malam ini. Only can break your heart. Hanya cinta yang bisa menghancurkan hatimu. Ya hanya hal itu yang bisa menghancurkan hatimu. Menghancurkan yang para ilmuwan sebut Solar Plexus. Dan salah satu unsur dari kehancuran itu ialah ketidak-seimbangan. Ketidak-seimbangan akan 2 jiwa yang entah saling mencinta atau 1 jiwa saja yang mencinta jiwa lainnya. Ini sering terjadi dimana yang satu memperlakukan pasangannya bagai permata langka. Sedangkan yang satu lagi memperlakukan pasangannya bagai pasanga...

0.8

Jika 1 ialah apresiasi atau tafsiran nyata sedangkan 0 ialah titik mulai dan juga seperti ilusi. Maka harus ada objek penyeimbang. Objek ini sebagai pantulan diri. Cermin dari apa yang sering kita sebut diri sendiri. Cermin yang tidak hanya diam tapi juga bergerak. Berdiri tepat diangka 1 mungkin ialah kesempurnaan. Tetapi bukan berarti duduk diam beralaskan 0 ialah ketiadaan. Mereka saling berkaitan. Tidak ada 1 jika 0 tidak pernah lahir. Dan tidak akan ada 0 yang akan bermimpi menjadi 1 atau juga tidak akan ada 0 jika tujuan ke titik 1 tidak pernah ada. Ini bukan persoalan awal dan akhir, bukan. Aksara psikedelia ini menunjuk ke satu fana. Fana yang mengobjek kepada penyeimbang. Fana yang terdiam tepat dibawah 0.8

Jika Kasta, Marga dan Agama Tidak Pernah Ada

Melihat judulnya, pasti kalian sudah sedikit menebak kemana artikel ini akan menusuk. Baru saja saya membaca artikel dari salah satu e-magz yang saya miliki di gadget saya. Dan artikel itu berisi tentang marga, suku dan lain lain lah, dan saya lalu berpikir bagaimana kalau itu semua tidak ada? Mungkin hidup kita lebih tenang. Di dalam artikel itu ditulis baru-baru ini di Sumatera Utara sana ada sepasang kekasih yang kepergok pacaran yang ternyata orang tua mereka tidak setuju dengan hubungan mereka. Dan orang tua pihak perempuan mengadukan pacar anaknya ke pihak kepolisian karena sudah memacari anaknya. Alasan orangtua-nya menentang hubungan anaknya ialah karena marga mereka (pihak perempuan) dengan marga si lelaki masih kakak adik. Saya tidak mengerti betul tentang silsilah marga di Sumatera Utara sana. Tapi dari segi kacamata saya (dari sudut yang sangat amat subyektif) ialah hal ini tidak penting. Dimana dua orang yang sangat amat saling mencintai harus dipisahkan oleh hal yang bers...

PER-BEDA-AN

Entah kenapa gue begitu tertarik untuk membahas persoalan yang satu ini, perbedaan. Bukan untuk dikritisi dan mencari mana yang benar. Tapi untuk mendefinisikan perbedaan itu sendiri, yaitu keindahan Birudalam

MONO

Armada cahaya tidak bisa menembus pertahanan awan hitam hari ini. Jakarta pun sepertinya merenung. Semesta seakan ikut memberi tangan agar kami terhanyut, terhanyut dalam samudra sendu. Hari ini mata dimanjakan dengan keabu-abuan penuh seperti tanpa harapan. Ada beberapa dewa yang membisik halus. Mono dengan ayunan kelam yang temukan, seakan ini seperti sudah di isyaratkan.

Bintang Jatuh

Ini seperti membaca novel Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (karangan Dewi 'Dee' Lestari) dari awal  hingga tengah. Tidak bisa membayangkan akhir yang seperti apa, semoga Rana benar-benar memilih Ferre bukan Arwin sang suami. Karena apa, karena sepertinya saya sedang tidak ingin melihat sekeliling membiru. Biru ini cukup saya simpan di dalem raga ini dan enggan untuk dibagi. Bukannya baik jika berbagi biru dengan kawanan serigala di dalam malam? Ah tidak juga. Akan saya usir kawanan itu karena sepertinya saya sedang ingin menikmatinya sendiri. Untuk teman, nikmati tawamu saat ini karena itu ialah atap dari kelammu kemarin dan paradoksnya; itu adalah dasar dari tangismu esok. Maaf jika saya sedikit satir. Tapi bukankah sanemo itu biasa dalam kandang yang penuh dengan kotoran ini. Untuk teman, saya berwarna jingga jika kau tertawa. Dan tetap jingga ketika kulihat langitmu sedikit mendung. Mungkin benar kau ada 10 langkah didepanku, tapi sepertinya kemarin kau berpijak d...

Àgætis byrjun

Sebenarnya mengawali tahun ini dengan ke"biru"an tapi gapapa, gue pikir ini harus dilihat sebagai awal yang bagus, àgætis byrjun. Tidak usah bermuluk-muluk meminta kesempurnaan. Jika diriNya memberi kesederhanaan ya cukup dinikmati dan syukuri saja. Di tahun ini cuman meminta agar kebagahagiaan terus menyelimuti. Sampai akhir tahun dan sampai tahun-tahun selanjutnya berlanjut. Kecewa itu tidak menyenangkan, sama halnya dengan dikecewakan. Dan itu juga salah satu permintaan. Tidak ada yang terluka dan melukai. Semua sisi menunjukan kemajuan yang cerah bukan malah menghitam. Permintaan terakhir. Semoga Tuhan selalu memberi berkatnya kepada kita semua. Saya Birudalam, selamat malam ;)